Kamis, 03 November 2011

Seputar Puasa Sunnah


Seputar Puasa Sunnah


Dari Syariah Online tentang
Puasa-Puasa Sunah & Puasa yang Diharamkan
Semoga bermanfaat
^_^
**

Puasa-Puasa Sunah
Pertanyaan:

assalamualaikum wr. wb.

ustadz, saya ingin tahu seluruh puasa sunah selama satu tahun beserta dalil dalilnya. terima kasih.

kurnia

Jawaban:

Assalamu alaikum wr.wb.
Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Saudara Kurnia, puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah saw. di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Puasa enam hari pada bulan Syawwal.
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, seolah-olah ia berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim, al-Tirmidzi, Abu dawud, dll).

2. Puasa Nabi Daud.
Nabi saw. bersabda, “Shalat yang paling Allah sukai adalah Shalat Daud. Dan puasa yang paling Allah sukai adalah puasa Daud. Ia tidur setengah malam, bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Lalu, ia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari.” (HR al-Bukhârî).

3. Puasa Hari Asyura dan Tasu’a (10 dan 9 Muharram).
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. ditanya, “Shalat apa yang paling baik sesudah salat wajib?” beliau menjawab, “Shalat di tengah malam.” Lalu beliau ditanya, “Puasa apa yang paling baik sesudah Ramadhan?” beliau menjawab, “Bulan Allah yang kalian sebut dengan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).
Abu Musa al-Asy’ari berkata, “Hari asyura sangat diagungkan oleh Yahudi dan mereka menjadikannya sebagai hari raya.” Maka, Rasulullah saw. bersabda, “Berpuasalah kalian pada hari tersebut.” (Muttafaq alaih).
Dalam riwayat lain rasulullah saw. bersabda, “Jika aku masih hdiup hingga tahun depan, aku akan berpuasa hari kesembilannya (pula).” (HR Ahmad dan Muslim).

4. Puasa hari Arafah (9 Dzul hijjjah) bagi yang tidak menunaikan haji.
Nabi saw. bersabda, “Puasa hari Arafah bisa menghapus dosa selama dua tahun, tahun lalu dan tahun yang akan datang. Sementara, puasa hari Asyura menghapus doosa tahun yang lewat.” (HR al-Jamaah kecuali Bukhari dan al-Tirmidzi).

5. Puasa pada bulan Sya’ban
Usamah bin Zaid berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada satu bulan seperti pada bulan Sya’ban.” Beliau menjawab, “Ia adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia. yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan saat amal diangkat menuju Tuhan, karena itu, aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.” (HR Abu Daud dan al-Nasai).

6. Berpuasa pada bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).

7. Puasa tiga hari pada setiap bulan qamariyah (13,14,15).
Abu Dzarr al-Ghifari berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk berpuasa dalam sebulan tiga kali: yaitu tanggal 13, 14, 15. Menurut beliau, ia seperti puasa setahun.” (HR al-Nasai).

8.Puasa Senin Kamis
Nabi saw. biasa melakukan puasa pada hari senin dan kamis. Maka, beliau ditanya tentang hal itu. Beliau menjawab, “Amal hamba dihamparkan pada hari senin dan kamis. Aku ingin amalku dihamparkan sementara aku dalam kondisi puasa.” (HR Abu Daud).

Wallahu a’lam bish-shawab.
Wassalamu alaikum wr.wb.

Kapan Puasa Diharamkan ?
Pertanyaan:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

pada tgl dan bulan apa saja puasa diharamkan ustadz

jazakallah khairan katsirah

Ibnu Adam

Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena waktunya atau karena kondisi pelakukanya.
1. Hari Raya Idul Fithri 

Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.

2. Hari Raya Idul Adha 

Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.

3. Hari Tasyrik 

Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman nabi Ibrahim as.

4. Puasa sehari saja pada hari Jumat 

Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa sunah nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Maka bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, boleh berpuasa.

5. Puasa sunnah pada paruh kedua bulan Sya`ban 

Puasa ini mulai tanggal 15 Sya`ban hingga akhir bulan Sya`ban. Namun bila puasa bulan Sya`ban sebulan penuh, justru merupakan sunnah. Sedangkan puasa wajib seperti qadha` puasa Ramadhan wajib dilakukan bila memang hanya tersisa hari-hari itu saja.

6. Puasa pada hari Syak 

Hari syah adalah tanggal 30 Sya`ban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum. Ketidak-jelasan ini disebut syak. Dan secara syar`i umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu.

7. Puasa Selamanya 

Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.

8. Puasa wanita haidh atau nifas 

Wanita yang sedang mengalami haidh atau nifas diharamkan mengerjakan puasa. Karena kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadats besar. Apabila tetap melakukan puasa, maka berdosa hukumnya. Bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum sepuasnya. Tetapi harus menjaga kehormatan bulan Ramadhan dan kewajiban menggantinya di hari lain.

9. Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya 

Seorang istri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syar`i. Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membuthkannya. Misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beri`tikaf.
Sabda Rasulullah SAW
Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedanga suaminya ada dihadapannya.


Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi istri, sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunnah.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Minggu, 30 Oktober 2011

Sudahkah Kita Bersyukur Hari ini


Memperbanyak Nikmat Allah dengan Bersyukur kepada-Nya

KETIKA masih kecil, kita diberitahu orangtua untuk selalu membaca Al-Qur’an sesering mungkin. Lalu pada saat bulan Ramadhan datang, kita dianjurkan untuk menamatkan bacaan Al-Qur’an. Kita mesti bertanya kepada diri kita sendiri, berapa kali kita membaca Al-Qur`an dan merenungkan segenap maknanya?

Banyak dari kita yang hafal Al-Qur`an, namun sedikit saja yang memahami maknanya. Pernahkah kita terpikir untuk menyelami makna ayat-ayat Al-Qur`an? Ada satu ayat di dalam surat Al-Fatihah yang sejatinya membuat kita merendahkan hati, mengingatkan kita bahwa berterimakasih dan bersyukur kepada Allah adalah sebuah kewajiban. Untuk berterimakasih kepada Allah, pertama-tama kita harus mengingat akan karunia yang telah kita dapatkan, dan kita pun harus menyadari bahaya yang timbul dikarenakan kita tidak bersyukur. Selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya.
... Sangat penting bagi kita untuk mengapresiasi kenikmatan yang kita dapatkan dalam segala hal...
Sangat penting bagi kita untuk mengapresiasi kenikmatan yang kita dapatkan dalam segala hal. Ayat tersebut kita ucapkan sedikitnya 17 kali dalam sehari, di setiap rakaat shalat. Kita selalu mengucapkan alhamdulillahi rabbil ‘alamin (segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam). Ayat kedua dalam surat Al-Fatihah ini pendek, namun sangat ‘bertenaga’ dan sarat makna. Kata rabb bermakna Tuhan Sang Pengatur segala hal. Hanya Dialah yang berhak untuk disembah, ditaati hukum-hukum-Nya.

Tidak ada satu hal pun yang luput dari pengaturan dan pengawasan Allah. Ada satu fakta menarik; riset mengungkapkan bahwa jika seseorang tidur selama durasi delapan jam, maka tubuhnya bergerak sedikitnya 400 kali. Karena jika tubuh hanya diam dalam satu posisi saja, maka akan terjadi kelumpuhan pada tubuh. Namun dengan belas kasih dan rasa sayang-Nya, Allah menggerakkan tubuh kita guna menghindari kelumpuhan saraf-sarafnya.

Fakta lainnya, jika kita tidak memiliki sistem imunitas (kekebalan) yang kuat, maka setelah beberapa kali tarikan nafas kita akan sakit, dikarenakan berbagai toksin yang masuk ke dalam tubuh. Pertanyannya kini, sudah berapa kali kita menarik nafas? Dua fakta tadi hanya merefleksikan dua kenikmatan saja yang telah Allah berikan kepada kita, bagaimana dengan kenikmatan-kenikmatan lainnya?

Banyak orang di dunia saat ini yang telah dikaruniai beragam kenikmatan lebih seperti rumah yang indah, kendaraan mewah, makanan melimpah, dan masih banyak yang lainnya.

Ujian yang Sangat Penting

Terdapat sebuah kisah sarat makna, diceritakan bahwa ada tiga orang; satu buta, satu tuli, dan satu lagi menderita penyakit kulit. Mereka berdoa dan berharap agar sembuh dari penyakit mereka, lalu menjalani kehidupan normal seperti orang lain. Kemudian, melalui Jibril, Allah menyembuhkan penyakit mereka.

Selanjutnya, di kemudian hari ketiganya menjadi kaya raya. Lalu datanglah orang buta untuk meminta bantuan dari orang yang dulu buta. Namun orang yang dulu buta tersebut menolak si buta itu dan berpaling darinya. Lalu si buta itu mengingatkannya mengenai kondisi yang dialaminya sebelumnya, namun tidak berpengaruh sedikit pun. Hal yang sama terjadi pada orang yang dulu tuli. Singkat cerita, kemudian keduanya kehilangan kesejahteraan dan kekayaan mereka yang notabene sebuah ujian dari Allah. Keduanya gagal lulus dalam ujian itu karena tidak bersyukur kepada Allah.

Tidak seperti keduanya, orang yang dulu menderita penyakit kulit justru berlaku sangat baik kepada orang-orang dan menawarkan segala yang dimilikinya kepada mereka. Lalu, kekayaannya semakin bertambah dan melimpah. Allah mengingatkan kita di dalam Al-Qur’an bahwa jika kita bersyukur kepada-Nya, maka Dia akan menambah kenikmatan kita.

Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)
... kita harus meluangkan waktu untuk merenungkan dan memikirkan segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Sejarah membutikan, orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah akan merugi...
Kini kita harus meluangkan waktu untuk merenungkan dan memikirkan segala karunia yang telah diberikan kepada kita. Dari paparan sejarah, kita diperlihatkan bahwa orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah akan merugi. Pada Hari Pembalasan kelak, orang-orang yang tidak tahu diri itu akan berharap seandainya mereka tidak pernah diciptakan, dan berharap diberi kesempatan hidup kembali untuk dapat bersyukur kepada Allah.

Mereka yang belajar akan senantiasa menyadari kapan ujian bakal terjadi. Akan tetapi tidak ada satu pun yang mengetahui kapan maut menjemput. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mawas diri sebelum segala menjadi terlambat. Menjadi seorang muslim adalah sebuah kenikmatan luar biasa yang pernah diterima seseorang. Pasalnya, dengan berislam berarti kita meninggalkan kegelapan dan masuk menuju cahaya.

Mengenai hal ini, Allah berfirman, “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thaghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 257)

Tetapi jika kita bersikap sombong untuk mengakui nikmat-nikmat yang telah Allah anugerahkan dan mematuhi segenap petunjuk-Nya, maka bersiap-siaplah menerima kemurkaan-Nya.

Demikian pula, Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas apa-apa yang kita miliki, dan bersikap qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada). Beliau melarang kita untuk ‘melihat’ kepada orang-orang yang memiliki kekayaan bersifat keduniaan. Dan sebaliknya, menganjurkan kita untuk bersyukur dengan melihat kemampuan keduniaan orang-orang yang di bawah kita.
... Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas apa-apa yang kita miliki, dan bersikap qana’ah, merasa cukup dengan apa yang ada...
Untuk membaca artikel ini saja, kita harus memiliki komputer dan akses internet. Maka pikirkanlah, berapa banyak manusia di dunia yang tidak memiliki komputer dan akses internet? Ada banyak orang yang tidak diberi kenikmatan seperti yang kita miliki. Berterimakasihlah kepada Allah dengan jalan mematuhi segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta beribadah kepada-Nya.

Renungkanlah orang-orang yang tidak mendapat hidayah Allah dan tidak mengerti risalah Islam. Bersyukurlah kepada Allah karena kita adalah muslim, taatilah hukum-hukum-Nya.  Karena di Hari Pembalasan kelak ‘catatan’ amal baik kita akan dipresentasikan di samping kenikmatan-kenikmatan yang kita terima. Terimalah ajaran Islam secara menyeluruh dan serius, lalu terjemahkanlah ke dalam bahasa realitas.

Ayat kedua dalam surat Al-Fatihah sangat inspiratif. Allah sangat mencintai kita dan banyak memberi ampunan. Marilah bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmat-Nya yang melimpah. [ganna pryadha/voa-islam.com]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...